Ohm’s Law
Sirkuit listrik terbentuk saat jalur konnduktif diciptakan
untuk memungkinkan electron bebas terus menerus berpindah(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Gerakan electron bebas yang
terus menerus melaliu konduktor disebut Arus.
Tegangan adalah ukuran spesifik energy potensial yang selalu relative antara
dua titik. Saat ini kita brbicara tentang jumlah tegangan ang berada di sirkuit
, kita mengacu pada pengukuran berapa banyak energy potensial yang dad untuk
memindahkan electron pada satu titik tertentu ke titik sirkuit lain.
Tanpa
mengacu pada dua titik tertentu(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Electron bebas cenderung
bergerak melalui konduktor melalui beberapa derajat gesekan, atau penolakan
(perlawanan) terhadap gerakan. Jumlah arus pada dalam rangkaian tergantung pada
jumlah voltase yang tersedia untuk memotivasi electron dan juga hambatan pada
rangkaian yang melawan electron(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Untuk dapat membuat
pernyataan yang berarti tentang jumlah ini pada rangkaian, kita harus bias
menggambarkan jumlah electron dengan cara yang sama seperti kita dapat mengukur
massa, sushu, volume, panjang, atau jenis fisik lainnya. Missal kita
menggunakan derajat Fahrenheit atau derajat celcius(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Berikut adalah unit
pengukuran standard untuk arus listrik, voltase, dan tahanan(Tony R. Kuphaldt, n.d.).
“Simbol” yang diberikan untuk setiap kuantitas adalah huruf
alphabet standar, yang digunakan untuk mewakili kuantitas dalam persamaan
aljabar(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Setiap unit pengukuran
diberi nama berdasarkan eksperiment terkenel dalam bidang listrik: Amp seelah
orang prancis Andre M. Ampere, Volt setelah Alessandro Volta Italia, dan Ohm
setelah Georg Simon Ohm dari jerman(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Symbol matematis untuk
setiap kuantitas juga bermakna(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Symbol “R” untuk hambatan
dan “V” untuk tegangan serta “E” untuk voltase (E adalah Electromotive Force).
Dari penelitian tampaknya ada
beberapa perselisihan mengenai symbol “E” dan “V”, dari beberapa referensi
mengenai symbol tersebut bahwa symbol “E” untuk mewakili tegangan pada sumber
(seperti batrei atau generator) dalam keterangan lain maksud dari symbol “E”
bermakna (Tegangan Jepit), symbol “V”
mewakili tegangan sumber lain (sumber
yang belum memiliki kejelasan, intinya sumber tegangan “menurut penulis”)(Tony R. Kuphaldt, n.d.). simbol ini dinyatak dalam
huruf capital, kecuali dalam kasus dimana kuantitas (terutama voltase atau arus) kondisi dalam
waktu yang singkat (seketika, kejut, peak),
misalnya, tegangan batterai yang setabil dilambangkan dengan huruf capital “E”,
sedangkan puncak tegangan sambaran petir pada saat yang sangat cepat
dilambangkan dengan huruf kecil “e” atau”v” ntuk menentukan nilai itu pada satu
momen saja(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Salah satu dasar pengukuran
listrik, sering diajarkan dalam elektronika tapi jarang digunakan kemudian,
adalah unit coloumb, yang merpakan ukuran listrik. 1 coulomb muatanya setara
6.250.000.000.000.000.000 elektron, Symbolnya “Q” coulomb(Tony R. Kuphaldt, n.d.).
Hubungan antara arus, tegangan, dan hambatan disebut hokum ohm, ditemukan oleh Georg Simon Ohm dan diterbitkan
makalahnya pada tahun 1827, The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically. Penemuan utama Ohm adalah bahwa jumlah arus melalui konduktor logam dalam
rangkaian berbanding lurus dengan Voltase/tegangan dengan suhu tertentu(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Ohm mengungkapkan penemuanya dalam bentuk persamaan sederhana,
menggambarkan bagaimana voltase/tegangan, arus, dan resistansi saling terkait:
E merupakan symbol Voltase (Volt)
I merupakan symbol arus (Ampere)
R merupakan symbol resistansi (Ohm)
Persamaan sederhana dari Ohm’s
Law
Dari sirkuit diatas, hanya memiliki satu sumber tegangan
(batterai, sebelah kiri). Sumber berlawanan dengan arus (lampu sebeleh kanan).
Hal ini memudahkan dalam penerapan hokum Ohm(Tony R. Kuphaldt, n.d.).
Jika kita mengetahui nilai dua dari tiga besaran (tegangan, arus, dan hambatan)
di sirkuit ini kia bias menggunakan hokum Ohm
untuk menentukan yang ketiga. Dalam gambar dibawah kita akan menghitung
jumlah arus dalam sebuah rangkaian:
Berapakah arus yang mengalir I=???.
Dalam contoh yang kedua bagaimana kita mencari nilai
resisitansi pada rangkaian dibawah, dengan nilai voltase dan arus yang sudah
diketahui:
R yang dimaksud adalah beban/ hambatan dan pada gambara
adalah Lamp atau R lamp=??..
Dalam contoh ketiga kita akan mencari dan mengetahiu nilai E
atau tegangan.
Hokum Ohm adalah
persamaan rumus yang sedehana dan berguna untuk menganalisa rangkaian listrik.
Hal ini sering digunakan dalam studi tentang listrik dan elektronika yang perlu
direkomendasikan dengan serius dan sangat penting sekaligus perlu. Bagi yang
belum nyaman dengan aljabar atau kesulitan, ada trik mudah untuk mengingat,
bagaimanakah caranya???, memecahkan, mengingat dengan menggunakan dalam bentuk
segitiga hal ini sangat umum diunakan(Tony R. Kuphaldt, n.d.). Seperti:
Jika agan tahu nilai E dan nilai I, menentukan nilai
resistansi R=??, tinggal agan tutup R di segitiganya, seperti:
Jika agan tahu nilai E dan R, menentukan nilai arus I=??..
tinggal tutup I di segitiganya, seperti:
Jika agan tahu nilai R dan I, menentukan nilai voltase
E=??.. tinggal tutup E disegitiganya, seperti:
Akhirnya anda harus terbiasa dengan aljabar untuk
mempelajari listrik dan elektronika secara serius, tapi trik ini dapat membuat
perhitungan anda lebih mudah diingat.
Review
·
V / E merupakan
symbol dari tegangan/voltase satuannya (volt)
·
I merupakan
symbol dari arus satuannya (Ampere)
·
R merupakan
symbol dari resistansi/hambatan satannya (Ohm)
·
Ohm's Law: E = IR ; I = E/R ; R = E/I
refferensi
Tony R. Kuphaldt. (n.d.). Lessons In Electric
Circuits, Volume I - DC (1st ed.).
betmatik
ReplyDeletekralbet
betpark
tipobet
slot siteleri
kibris bahis siteleri
poker siteleri
bonus veren siteler
mobil ödeme bahis
1K1NC
canlı sex hattı
ReplyDeletehttps://girisadresi.info/
heets
salt likit
salt likit
V3DLTİ
batman
ReplyDeletebilecik
bingöl
bitlis
bodrum
AİTH
https://saglamproxy.com
ReplyDeletemetin2 proxy
proxy satın al
knight online proxy
mobil proxy satın al
PFXA